Ganjar : Batalkan Moratorium Guru

SM/Hartatik AKSI TEATRIKAL: Sejumlah guru SMKN 1 Sayung, Demak menampilkan aksi teatrikal memperingati Hari Guru dengan disimbolkan mulut dilakban, kaki dan tangan terikat tali.(30)

SM/Hartatik
AKSI TEATRIKAL: Sejumlah guru SMKN 1 Sayung, Demak menampilkan aksi teatrikal memperingati Hari Guru dengan disimbolkan mulut dilakban, kaki dan tangan terikat tali.(30)

SEMARANG – Pemerintah Pusat diminta membatalkan moratorium pengangkatan guru menjadi pegawai negeri sipil (PNS). Sebab tenaga pendidikan, terutama guru masih kurang. Gubernur Jateng Ganjar Pranowo telah menyampaikan permintaan itu kepada Presiden Joko Widodo di Jakarta, Senin (24/11).

Dia mengatakan, tenaga g u r u masih sangat kurang di Indonesia, termasuk di Jawa Tengah. "Saya sudah bicara kemarin dengan Pak Jokowi bahwa moratorium itu sektoral. Seharusnya ada beberapa yang masih mendapat prioritas, termasuk guru," katanya setelah Upacara Peringatan Hari Guru dan HUTPGRI di kantor gubernur, Selasa (25/11).

Dia menyatakan tidak keberatan jika Presiden menetapkan moratorium bagi PNS lain. Namun untuk guru dan tenaga kesehatan harus tetap buka. "Jangan ditutup dulu, justru harus ditambah," tandasnya. Sebelumnya, dalam amanat pembina upacara, Ganjar membacakan sambutan Menteri Pendidikan Anies Baswedan.

Sambutan berjudul "Surat untuk Ibu Bapak Guru" itu diakuinya sebagai sambutan terbaik yang pernah dia baca. Setelah upacara, Gubernur menyerahkan penghargaan dan bantuan untuk enam siswa berprestasi, peraih medali emas olimpiade nasional dan internasional asal Jateng.

Penghargaan juga diberikan pada empat guru berprestasi, peraih medali emas guru tingkat nasional. Selain itu, dia juga menyerahkan bantuan mesin mobil untuk peralatan praktik otomotif dari PTAstra Isuzu Motor Indonesia kepada SMK 2 Klaten. Selain itu, mesin pencampur cat mobil dari PT Pacific Paint Indonesia untuk sejumlah SMK negeri.

Sementara itu, dalam rangka memperingati Hari Guru, SMK 1 Sayung, Kabupaten Demak menyuguhkan atraksi unik dan berbeda. Aksi teatrikal dipilih menggantikan upacara dan kegiatan-kegiatan seremonial yang sudah lazim.

Gontai

Teatrikal dibuka oleh belasan siswa berseragam jas biru muda yang kebingungan. Mereka berjalan sempoyongan dan tak tahu arah seolah tengah mencari sosok yang bisa dijadikan panutan. Tiba-tiba langkah mereka terhenti ketika tujuh guru menghampiri. Namun ada apa dengan para pahlawan cendekia itu? Mulut mereka dilakban dan kaki tangan terikat tali.

Langkah pahlawan tanpa tanda jasa itu pun terlihat gontai, tatapan matanya pun seakan ingin mengungkapkan sesuatu tapi tak bisa karena mulut mereka terbungkam. Di tengah pementasan, Kepala SMK 1 Gigis Mohammad Afnan masuk dengan membawa sapu lidi. Pria bertubuh tambun itu didampingi dua wanita yang membawa nampan berisi bunga tabur dan beberapa tumpuk seragam PGRI.

"Kehadiran saya sambil menyapu itu sebagai simbol ingin menyingkirkan apa yang menjadi rintangan dan hambatan pendidikan kita. Terutama beban yang diemban para guru," ujar Gugus. Aksi teatrikal yang dipentaskan anak Teater Negara dengan mengambil setting halaman sekolah dipenuhi puingpuing bangunan ini bertemakan "Sang Pembebas".

Dia berharap, Pemerintah Pusat meninjau ulang aturan yang mengungkung dan membelunggu sehingga guru tidak bisa mengembangkan inovasi. "Jangan bebani lagi, karena beban kami sudah berat," ujarnya. (H68,J8,J9 – 61)

Dari Kanal 26 Nov, 2014


-
Source: http://berita.suaramerdeka.com/smcetak/ganjar-batalkan-moratorium-guru/
--
Manage subscription | Powered by rssforward.com
Thanks for your comment