Komunitas Kreatif Pengubah Dunia

WALI KOTA Semarang Hendrar Prihadi sampaisampai harus menyisipkan dalam agenda kegiatannya untuk bisa berbicara di depan anggota komunitas bisnis dan developer Google di Semarang, baru-baru ini.

Dia menitipkan pesan kepada anggota komunitas tersebut untuk menghadirkan peran perubahan bagi ibu kota Jateng. Anggota komunitas yang rata-rata muda usia diminta terus berkiprah sesuai bidang masingmasing. Pegiat kreatif desain misalnya, diminta menyiapkan desain brandingKota Semarang.

Pegiat musik kreatif pun diminta lebih menggiatkan festival musik dan pesan-pesan kondusif lainnya. Bgaimana mengubah dunia melalui komunitas kreatif pada era digital? Pertanyaan ini mudah dijawab bila melihat bagaimana teknologi informasi memenuhi hajat hidup banyak orang saat ini. Penetrasi internet di Indonesia sudah 87 juta penduduk, lipat tiga penduduk Malaysia.

Hampir seluruhnya atau 80-an juta mengakses melalui perangkat seluler. Perangkat seluler kini selalu melekat pada diri seseorang. Mayoritas pengguna internet mengakses media sosial dan di sinilah anggota beragam komunitas ''berkumpul'', serta berbagi ide dan kreativitas.

Mari kita tengok komunitas desain kreatif, kreavi.com. Ada 23 ribu desainer muda berkumpul dalam wadah itu. Kebetulan sebagian besar dari mereka menaruh "Jokowi di hati". Tanpa kita sadari gerakannya dalam menyokong capres 2014 dengan hasil-hasil karya mereka memengaruhi persepsi masyarakat sehingga mengantar Jokowi menjadi presiden ke-7.

Apresiasi terhadap Jokowi, setelah ditetapkan sebagai presiden terpilih pun, mereka ekspresikan dengan membuat 17 cover majalah Marketeers dengan tampak samping wajah Jokowi dalam berbagai kreasi design digital. Mereka juga terlibat dalam Festival Caraka di Semarang, kegiatan yang didukung Suara Merdeka Network.

Penyelamat Musik

Tengok pula komunitas gerakan penyelamatan musik Indonesia. Mereka menggabungkan diri dalam healourmusic.org. Sejak Juli 2014 mereka membuat petisi digital tentang penentangan illegal download. Mereka menyosialisasikannya di selasela kegiatan car free day di berbagai kota di Indonesia.

Pendukung gerakan diminta berfoto di depan backdrop gerakan itu sambil menutup mulut dengan lakban. Gerakan ini didukung oleh Kementerian Kominfo. Belum lagi gerakan di bidang Google Business Community. Peserta komunitas ini adalah pebisnis yang memanfaatkan aplikasi pendukung bisnis yang disediakan Google.

Anak-muda yang tergabung dalam komunitas itu, tak hanya berbisnis secara online tetapi lebih pada memanfaatkan internet sebagai alat bantu pemasaran. Komunitas ini tersebar di lebih dari 20 kota besar di Indonesia. Ada 5 juta pebisnis di dunia memanfaatkan aplikasi bisnis yang difasilitasi oleh Google.

Pegiat komunitas ini bergerak secara digital menggunakan teknologi internet. Mereka kebanyakan anak-anak muda. Mereka bukan orang tua yang kadang membuat kalimat permisif ìkami sudah terlanjur gaptekî. Dalam aktivitas komunitas digital, anak-anak muda itu membuat start-up bisnis dalam kelompok- kelompok kecil yang memadukan berbagai bakat dan kreativitas masingmasing anggota. Kalau komunitas kreatif digital bergerak secara sangat dinamis, lalu di mana peran pemerintah (tanda kutip peran orang tua)? Ternyata pemerintah sangat berperan dalam hal ini.

Gubernur Ahok di Jakarta misalnya, punya tim IT di kantornya yang memberdayakan anak-anak muda. Gubernur Ganjar juga memfasilitasi anak-anak muda berbakat di Wisma Perdamaian untuk mendukung transparansi pemerintahan. Wali Kota Surabaya Risma sudah lebih dulu memulai memberdayakan anak-anak muda kreatif mengembangkan tata kelola pemerintahan yang efektif dan efisien berbasis IT.

Bahkan dia memanfaatkan Identitas Tunggal yang merupakan platform dasar sistem KTP elektronik untuk menyejahterakan warga Surabaya, baik di bidang kesejahteraan sosial, pendidikan maupun kesehatan, tanpa menambah kartu lagi. Wali Kota Hendi juga tidak mau kalah menyediakan fasilitas Pusat Informasi Publik di sebelah ruang dinasnya. Ruang ini dilengkapi fasilitas perkantoran berbasis teknologi informasi yang dapat dimanfaatkan maksimal oleh seluruh anggota komunitas di kota Semarang.

Dari ruang ini ataupun dari halaman web dapat diakses oleh masyarakat berbagai data digital mengenai berbagai aktivitas pemerintahan, termasuk peluang investasi di kota Semarang. Kabar menggembirakan dari arah pemerintah pusat adalah dorongan dari Kadin untuk segera membentuk badan yang bertanggung jawab langsung kepada Presiden yang menangani ekonomi dan industri kreatif.

Badan ini telah dikonfirmasi pembentukannya oleh Mensesneg. Pada masa pemerintahan sebelumnya Kemenparekraf menyiapkan inkubator ìPusat Kreatifî di Sukaluyu Bandung dan beberapa inkubator bisnis lain di Solo dan Yogyakarta.

Renstra Kemenristekdikti juga menggagas menghasilkan agen perubahan ekonomi dengan membentuk Ditjen Penguatan Inovasi. Ditjen ini akan mengembangkan Inkubator bisnis yang memfasilitasi suatu start-up bisnis berdasarkan hasil-hasil riset ilmiah berbasis teknologi digital.

Tak ada alasan untuk tidak mengubah dunia ke arah yang lebih baik. Begitu banyak komunitas yang bergerak tidak hanya secara konvensional tapi sudah secara digital berbasis teknologi informasi, menciptakan perubahan melalui kreasi-kreasi mereka. Begitu besar peluang dan fasilitas yang disediakan di sekitar kita. Mari, kita ubah dunia melalui komunitas kreatif digital. (10)

— Dwi Eko Waluyo, dosen Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) Semarang, kreator LaporGub.jatengprov. go.id

Dari Kanal 26 Nov, 2014


-
Source: http://berita.suaramerdeka.com/smcetak/komunitas-kreatif-pengubah-dunia/
--
Manage subscription | Powered by rssforward.com
Thanks for your comment